Hal

25 April 2012

Di Atas bUkit Menore : 2 orang yang pernah menyakiti hatiku, Datang menjengukku melewati mimpi




Mimpi, apa yang engkau anggap sebagai mimpi.
Mimpi apa yang akan dihasilkan,
karena untuk menuju mimpi kita akan mengalami beberapa tahapan.
Untuk mimpi yang terkendali atau mimpi yang kita sadari?
Kita dibatasi oleh keyakinan dan imajinasi yang sebenarnya sulit untuk dikuasai.
Kita bisa memilih sebagai tokoh utama, bermimpi dengan pikiran yang sepenuhnya sadar dan terbangun.

Dengan kata lain, pemimpi menyadari sepenuhnya fakta bahwa ia ada  di dalam mimpi.
Terkendali dan sangat jelas bermimpi.
Di sisi lain, tidak hanya mengacu pada satu kesadaran dalam mimpi,
tetapi juga dapat menjelaskan mimpi secara penuh dan mengontrol dimana pemimpi jelas memiliki
kemampuan untuk melakukan apa pun sehingga ia dapat memilih tema mimpi yang terjadi.
***
.. Di bukit Menore, Musim panas telah berganti
Dan aku menjalani bulir-bulir rindu setiap hari
Mengumpulkan dan merangkaikannya bersama mentari
Kemudian  disemayamkan diri di antara warna pelangi
Kini berganti aroma mendung
Membawa langit hitam di penghujung
Menertawakan butiran air yang menghujam bumi
Dan membasahi lamunan di siang hari ..
Mungkin 2 tahun lalu, aku tak tahu persis waktu kejadiannya. Yang aku ingat, musim memang telah berubah rupa, suhu yang sesekali mengigit kulit semakin lama terasa merangkul dengan halus dan perlahan. kekasih hujan pun telah datang merajuk dengan wewangian khas mendominasi suasana. Kadang kala, merajuk dengan keras namun sesekali merengek dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Seperti biasa aku melalui hari, memandang dengan optimisme setinggi langit. Saat itu aku menghabiskan waktu bersama teman-temanku,  kami menikmati suasana di sudut kota kecil di bawah kaki bukit seberang Bukit Menore, ada jalan berpetak, gedung yang sesekali mendongak ke atas. Serta banyak pohon bergaris terang nan sejajar di pinggir jalan, berkumpul dengan dedaunan rindang.
kami pergi berbelanja dan makan malam bersama. Tak ada lilin menghias, hanya bulan menggantung tengah di antara malam. Tak ada kejadian istimewa menghampiri kami, kecuali malam kemarin hingga hati ini dibuatnya hiasan-hiasan indah dan lampu-lampu terang menghantui pikiran di sepanjang jalan. kemarin seorang teman dekat menelponku dari luar kota. Hanya ada perasaan gembira dan hati yang berbunga-bunga. Bagaimana tidak, mendengar suaranya saja membuat  perasaanku ini lari ingin mengejar. Hingga dibuatnya  “Aku jatuh cinta”, aiihh…
.. Ku ketuk kabu berulang kali,
Menyapa sekedar berita di jiwa
gerangan tanya khabar pikiran asa ..
Sebentar lagi kami akan saling berjumpa, setelah sekian lama tak bertemu. Karena komunikasi kami hanya terpaut lewat chatting dan telpon selular saja.  Apakah itu cukup??
.. Dirimu,
membuatku tersenyum di tiap luapan detik dalam deburan hari
Untuk selalu bersenandung setiap hari menyambut matahari ..
Malam semakin larut, angin semakin menggelayut.. Dingin menusuk hingga kalbu. Ku putuskan untuk kembali ke rumah untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran, setelah seharian menyibukkan diri dengan waktu dan untuk melawan segala kepenatan dalam menjalani hidup.
.. Rindu yang kerap kali menghampiri
dan mengharap untuk menghadirkan dirimu dalam mimpi
Di setiap waktu tidur malamku sendiri..
Tak terasa pagi telah datang dan kicauan burung pun terdengar bernyanyi merdu. Menyanyikan kegembiraan hati dan mengingat untuk selalu bersyukur karena telah dianugerahi hari. Namun, aku merasa ada yang aneh tadi malam. Aku bermimpi, tapi mimpi ini seperti kejadian nyata. Aku masih mengingat urutan yang terjadi,urutan sensasi, gambar serta merasakan emosi ketika bermimpi.  Tak ada cerita halusinasi yang berkembang, dan aku menyadari penuh bahwa aku sedang bermimpi saat  mimpi itu tersebut berlangsung, dan aku mampu mengubah lingkungan dalam mimpi serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Dan kenapa juga aku memimpikannya ?? dan bukan memimpikan dirimu??
Di dalam mimpi tersebut, tiba-tiba hadir sosok seseorang yang telah lama hilang dari kehidupanku. Aku bermimpi tentang  Aryan.. Ya Aryan,laki-laki yang pernah dekat denganku, tapi itu dahulu. Sekian tahun kami tak pernah berkomunikasi. Setelah kami berpisah, diakhiri hubungan dengan baik-baik saja. Namun belakangan terakhir, karena mengingat ia pernah mengkhianati dan membuat sakit hati. Perasaan negatif itu muncul. Aku menjadi tidak suka dan tak ingin berhubungannya lagi. Aku berusaha untuk memaafkannya, tapi tetap saja perasaan itu muncul kembali  padahal aku tak ingin mengingatnya walau hanya sedetik saja.
Mungkin karena perasaan itu muncul, kemudian ia ingin datang menjengukku. Tak berani ia lewat depan muka, mungkin berpikir untuk mengambil jalan lain yang  setidaknya aku tidak bisa menyadari kehadirannya. Yaitu lewat mimpi.
Di mimpi itulah ia berusaha untuk mendekatiku, tapi aku tidak mau. Aku ingin menghindarinya, aku tidak ingin bertemu dengannya. Di kejadian nyata aku tak pernah berbicara kasar dan kami tidak mengalami pertengkaran hebat setelah apa yang ia perbuat terhadapku. Namun di dalam mimpi, entah kata-kata kasar apa yang terlontar dari mulutku saat itu dan aku mengalami kemarahan dan ketidakpedulian terhadapnya.
Mimpi itu terjadi di hari pertama. Ku pikir adalah mimpi biasa. Tetapi kemudian di hari kedua aku bermimpi lagi dengan suasana yang tidak jauh berbeda. Ia masih saja berusaha untuk mendekati dan tetap saja aku menolaknya.
Hingga hari ketiga..
Aku sadar, ini bukan mimpi yang aku anggap sebagai penghias bunga tidur. Dan aku tahu kalau ia pun merasakan juga perasaan yang ku alami di mimpi tersebut.
.. Banyak kisah menyelubungi ceritaku
Saat cerita suka dan sedihku
Berganti untuk menyelami makna hidup yang aku ikuti
Tentang kegembiraan dan kesedihan hati ..
Beberapa bulan berganti, pohon-pohon tengah merinding terkena tiupan angin di siang hari. Sedang asyiknya melayani layar komputer, tiba-tiba terlihat gerak-gerik lampu di telepon selularku. Ternyata ada pesan masuk berupa chatting.
“Humm.. dari Aryan”, gumanku.  Padahal ID-nya sudah ku hapus, baik Facebook maupun Yahoo. Ia menanyakan kabar tentangku, baiklah.. Aku akan membalas pesannya.
Setelah panjang berbasa-basi, ia menanyakan sesuatu kepadaku.
“Kenapa kamu membenciku?”, aku tersentak. Aku memang tengah tidak suka padanya, dan tak seorangpun mengetahui hal itu. Ternyata, ia menyadarinya. Ya, berasal dari mimpi itu..
Pembicaraan panjang terjadi, kami saling berdebat.Pertengkaran via Yahoo Mesengger pun terlaksana, kata-kata panjang terlontar cepat, bergantian dan bersahutan. Rasa-rasanya ingin segera mengakhiri saja percakapan ini. Talian penari yang tak akan pernah menari bersama selamanya membuat nilai hati semakin lama semakin menciut saja.
“Maaf, jangan ganggu aku lagi. Jalani saja hidup kita masing-masing..”
“Sebenarnya, tak ada seorangpun tahu mengenai perasaanku kepadamu saat ini .  Aku tahu, kamu mengetahuinya dari mimpi-mimpiku”
“Selamat tinggal”
… Aku berusaha untuk memaafkanmu
Tapi aku memilih untuk tidak menyentuhmu
Percuma kukeluhkan satu persatu
Tak ada keinginan menyapa mengenai kecemasan darimu untukku
Tali-tali itu mulai putus menyentuh jarum
Melukai segenap relung kecil di duri yang terlempar di dada
Aku ingin menghilang di dalam buah yang mulai ranum
Karena ku ingin petik bunga kembali tapi bukan darimu yang merasa  ..
.. Jangan melihat ke belakangan dengan kemarahan,
Jangan melihat ke depan dengan ketakutan,
Lihatlah ke sekitar kita dengan kepedulian. (James Thurber)..
..Tetap Berusahalah dan berdoa..
***
Langit bertatap cermin, saat duduk menatap meja dihadapan. Beralaskan kayu, retak dan bermakna. Aku perlahan mengangkat sebuah cangkir di dekat pot bunga. Bunga merah beraroma rempah.. Rasa teh sedikit pahit mulai menyelusuri tenggorokanku, hangat dan berarti.
Aku tengah berguman, memaknai hidup. Mencari dan berpegang, inti dari semua yang hidup dan dihidupi oleh-Nya.
Aku bermimpi lagi, tapi bukan tentang Aryan. Semenjak kejadian itu, Ia tak pernah muncul kembali. Khabar terakhir, Ia telah menikah dan di karuniai seorang anak.
Mimpi ini tentang seseorang, namanya Argo. Ia  pernah menyakitiku secara perlahan, menurutku.. Ia memang pernah dekat denganku setelah mengalami perpisahan dengan Aryan, dan dari sikapnya aku mengetahui jikalau ia masih seorang diri. Dan mengaku jika ia belum memiliki pendamping.
Seperti pepatah bilang, sepintar-pintarnya  menutupi kebohongan, lambat laun akan terbongkar juga. Entah angin ribut dari mana, aku mendapatkan teror. Disebutkan saja Teror lewat telepon rumah, kebetulan yang mengangkat telepon adalah ibuku.Telepon itu dari seorang perempuan, dimakinya beliau dengan kata kasar, diakunya ia sebagai istri dari teman laki-lakiku yang bernama Argo. Padahal aku tahu, mereka belumlah menikah. Selama ini ternyata Argo mempermainkan perasaanku. Dibuatnya Ibu khawatir terhadapku.
Entah apa yang bisa kuperbuat, hanyalah berdoa..
Namun setelah kejadian itu, kami tetap berkawan baik. Hingga aku putuskan untuk menjauhinya dan mengambil langkah yang bisa membuatku lebih maju dan bahagia. Hilang jejak untuk diriku sendiri.
Sekian lama, waktu bercampur. Tahun pun bergulir memakan hari demi hari, menghabiskan bulan demi bulan. Setelah aku memimpikan sosok Aryan, kemudian aku memimpikan sosok Argo. Sepertinya Ia pun ingin mengetahui tentangku, ia pun datang melalui perantara mimpi. Suasananya seperti dahulu ketika masih berteman. Ia ingin bertemu denganku, tetapi di dalam mimpi tersebut aku menolaknya. Dan aku tak ingin menemuinya.
Begitupun hari berikutnya, 3 hari berturut-turut mempunyai tema mimpi yang sama. Didalamnya pun aku kembali menolak, hingga dalam mimpi pun kami tak pernah bertemu satu sama lain. khabar terakhir yang ku dengar, setahun kemudian ia akhirnya menikah dengan perempuan itu dan telah dikaruniai seorang anak.
Untuk kalian..
Jangan pernah ada  rasa penasaran  tentang khabar jiwaku. Aku baik-baik saja di sini.. Dan aku bahagia dengan kehidupanku saat ini.
Jalani saja hidup kalian, jangan pedulikan aku dengan langkahku.
Aku telah memiliki cinta, yang aku genggam dan aku peluk  untuk selamanya..

..lewat galaxy yang maha luas ku ungkapan dengan senang hati:
ku berikan lewat jutaan bahkan milyaran asteroid,   beribu bintang,
dan embun di pagi hari tanpa diketahui olehmu.
Terima kasih: karena rasa ini ada untukmu..



No comments:

Post a Comment